Toyota Motor Corp pada Selasa (1/11/2022) membukukan penurunan laba kuartalan sebesar 25 persen dan memangkas target produksi tahunannya. Pabrikan mobil asal Jepang menyebut lonjakan biaya material dan krisis chip semikonduktor sebagai penyebab penurunan laba. "Kami keluar dari fase terburuk, tetapi itu belum tentu situasi di mana kami sepenuhnya dipasok," kata Kazunari Kumakura, kepala kelompok pembelian Toyota.
"Saya tidak tahu kapan krisis chip akan teratasi,” imbuhnya. Dilansir dari Reuters, Selasa (1/11/2022) Toyota mencatatkan laba operasional sebesar 562,7 miliar yen untuk kuartal ketiga tahun ini, jauh di bawah perkiraan rata rata 772,2 miliar yen dalam jajak pendapat 12 analis oleh Refinitiv. Kumakura juga memperkirakan bahwa krisis chip mobil global masih akan terus berlanjut, karena pembuat chip telah memprioritaskan pasokan untuk barang elektronik seperti smartphone dan komputer, sementara bencana alam, penguncian Covid 19, dan gangguan pabrik akan semakin memperlambat pemulihan pasokan chip mobil.
Di sisi lain, beberapa analis merasa kecewa dengan kinerja tersebut dan mengatakan faktor positif lain di luar krisis chip seharusnya memberikan dorongan. "Mata uang yen melemah pada kuartal kedua, volume pada kuartal kedua jauh lebih tinggi dari pada kuartal pertama, dan penguncian Covid 19 di China tidak memengaruhi volume pada kuartal kedua," kata Koji Endo, analis di SBI Securities. Lantas, Toyota berharap untuk dapat memproduksi 9,2 juta kendaraan di tahun fiskal ini, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar 9,7 juta kendaraan, tetapi masih di atas produksi tahun keuangan lalu sekitar 8,6 juta kendaraan.